Konsepsi pertanian berkelanjutan

| 28 April 2013
pusdiklat pertanian organik desa cijujung bogor
Pusdiklat Pertanian Berkelanjutan SPI, Desa Cijujung, Bogor


Pertanian berkelanjutan merupakan suatu cara bertani yang menghargai, menjaga dan melindungi keberlangsungan alam. Suatu praktek pertanian yang memandang alam sebagai suatu kehidupan, dimana semua kebutuhan untuk bertani, bersumber dan dikembangkan dari kekayaan alam dan keanekaragaman hayati yang terdapat di sekitar kita.

Sistem pertanian berkelanjutan sering juga disebut sebagai sistem pertanian organik, pertanian terpadu, pertanian ramah lingkungan, pertanian selaras alam, pertanian ekologis (ecological agriculture). Sistem pertanian yang bukan hanya sekedar proses menanam dan memelihara tanaman namun merupakan suatu siklus yang tidak terputus mulai dari pra produksi (pemilihan benih, pembuatan pupuk), produksi (pengolahan tanah, penyebaran benih, pemeliharaan) hingga pasca panen (panen, pengolahan hasil panen). Siklus yang tidak terputus dalam proses pertanian ini menggambarkan bahwa pertanian merupakan suatu ekosistem (agroekosistem).

Pertanian berkelanjutan adalah suatu sistem budidaya tanaman yang alami yang selalu mempertahankan keseimbangan ekosistem dimana penerapannya selalu menyesuaikan lingkungan agar ekosistem tetap berjalan secara alami tanpa harus memutuskan salah satu mata rantai makanan makhluk hidup dan menerima masukan teknologi baru yang ramah lingkungan.

Mengapa pertanian berkelanjutan?
Sistem pertanian intensif yang saat ini diterapkan oleh hampir seluruh petani di Indonesia harus diakui berhasil untuk meningkatkan produksi pertanian di Indonesia. Namun di samping keberhasilan itu, harus diakui pula bahwa sistem tersebut juga membawa berbagai dampak negatif.

Ketergantungan petani terhadap ketersediaan bibit, berbagai macam pupuk kimia dan obat-obatan (pestisida, insektisida dan herbisida) adalah beberapa contoh dampak negatif tersebut. Hilangnya varietas lokal berbagai macam tanaman, tercemarnya lingkungan akibat penggunaan obat-obatan dan pupuk, rusaknya struktur tanah adalah sebagian dari sekian banyak lanjutan dari ketergantungan di atas.

Sementara itu, tingginya produksi tidak menjamin tingginya pendapatan petani. Karena harga jual dari hasil produksi itu sendiri sangat rendah. Kalau kita hitung, setelah dikurangi dengan modal kerja (pembelian benih, pupuk, obat-obatan dan tenaga) maka petani tidak mendapatkan keuntungan. Pertanian berkelanjutan atau pertanian organik adalah salah satu bentuk solusi guna menghadapi permasalahan yang dihadapi petani. 

Tujuan pertanian berkelanjutan
Bertani secara organik sebaiknya tidak hanya dijadikan suatu trend atau kebutuhan pasar saja, bukan pula karena mempunyai nilai ekonomi yang tinggi saja. Sebenarnya ada hal yang lebih mendasar mengapa kita perlu melakukan bertani secara organik (pertanian berkelanjutan) yaitu dalam rangka mewujudkan kedaulatan pangan yang sehat tanpa terkontaminasi bahan kimia yang mengganggu kesehatan manusia.

Secara filosofi pertanian organik mempunyai tujuan yaitu mewujudkan petani yang berdikari. Berdikari dari semuanya, mulai dari benih atau bibit, pupuk, irigasi. Semua sudah disediakan oleh alam sehingga petani tingal memanfaatkan dan memelihara tanpa harus merusaknya.

Pertanian organik dilakukan dalam rangka melepaskan ketergantungan terhadap faktor luar. Dalam hal ini terutama melepaskan diri dari ketergantungan terhadap perusahaan benih, pupuk dan obat-obatan, meskipun banyak perusahaan menciptakan pupuk dan obat-obatan organik. Petani harus berusaha keras untuk membuat pupuk dan obat-obatan serta memproduksi benih sendiri. Sehingga dengan bertani organik petani mampu meghilangkan ketergantungan terhadap faktor luar.