Mengapa kita perlu kompos?

| 30 April 2013


Cara menjaga kesuburan tanah yang paling ideal hanya ditemukan di hutan alam. Proses dekomposisasi di hutan terjadi dengan sendirinya hanya saja kadang berlangsung dalam waktu yang lebih lama dibandingkan dengan menggunakan teknik pembuatan kompos untuk pertanian.

Kompos merupakan hasil dekomposisi parsial/tidak lengkap, dipercepat secara artifisial dari campuran bahan-bahan organik oleh pupulasi berbagai macam mikroba dalam konsisi lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik.

Apa manfaat kompos?

Aspek Ekonomi :

  1. Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah 
  2. Mengurangi volume/ukuran limbah 
  3. Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnya 

Aspek Lingkungan :

  1. Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah 
  2. Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunan 

Aspek bagi tanah/tanaman:

  1. Meningkatkan kesuburan tanah 
  2. Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah 
  3. Meningkatkan kapasitas jerap air tanah 
  4. Meningkatkan aktivitas mikroba tanah 
  5. Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen) 
  6. Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman 
  7. Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman 
  8. Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

Keunggulan kompos

Tujuan pembuatan kompos adalah mengubah bahan organik menjadi humus atau unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Karena ada bahan-bahan organik yang terus terurai di dalam tanah, kebutuhan akan pupuk semakin sedikit/menurun jika dibandingkan dengan penggunaan pupuk kimia yang cenderung meningkat.

Memahami dengan baik proses pengomposan sangat penting untuk dapat membuat kompos dengan kualitas baik. Proses pengomposan akan segera berlangsung setelah bahan-bahan mentah dicampur. Proses pengomposan secara sederhana dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu tahap aktif dan tahap pematangan. Selama tahap-tahap awal proses, oksigen dan senyawa-senyawa yang mudah terdegradasi akan segera dimanfaatkan oleh mikroba mesofilik. Suhu tumpukan kompos akan meningkat dengan cepat. Demikian pula akan diikuti dengan peningkatan pH kompos.

Suhu akan meningkat hingga di atas 50o - 70o C. Suhu akan tetap tinggi selama waktu tertentu. Mikroba yang aktif pada kondisi ini adalah mikroba Termofilik, yaitu mikroba yang aktif pada suhu tinggi. Pada saat ini terjadi dekomposisi/penguraian bahan organik yang sangat aktif. Mikroba-mikroba di dalam kompos dengan menggunakan oksigen akan menguraikan bahan organik menjadi CO2, uap air dan panas. Setelah sebagian besar bahan telah terurai, maka suhu akan berangsur-angsur mengalami penurunan. Pada saat ini terjadi pematangan kompos tingkat lanjut, yaitu pembentukan komplek liat humus. Selama proses pengomposan akan terjadi penyusutan volume maupun biomassa bahan. Pengurangan ini dapat mencapai 30 – 40% dari volume/bobot awal bahan.

Proses pengomposan dapat terjadi secara aerobik (menggunakan oksigen) atau anaerobik (tidak ada oksigen). Proses yang dijelaskan sebelumnya adalah proses aerobik, dimana mikroba menggunakan oksigen dalam proses dekomposisi bahan organik. Proses dekomposisi dapat juga terjadi tanpa menggunakan oksigen yang disebut proses anaerobik. Namun, proses ini tidak diinginkan selama proses pengomposan karena akan dihasilkan bau yang tidak sedap. Proses aerobik akan menghasilkan senyawa-senyawa yang berbau tidak sedap.

Alasan mengapa perlu adanya fermentasi/melalui proses fermentasi:

  • Kekurangan nitrogen (N). Mikroorganisme membutuhkan nitrogen untuk menguraikan bahan-bahan dari karbon (semua bahan-bahan organik memiliki kadar nitrogen dan karbon yang tinggi)
  • Kekurangan oksigen. Mikroorganisme juga membutuhkan oksigen untuk bekerja menguraikan bahan-bahan organik.
  • Gas-gas yang berbahaya akan mengakibatkan tanah menjadi asam. Mikroorganisme mempoduksi gas-gas yang berbahaya ketika proses penguraian. Gas-gas yang berbahaya tersebut adalah metana, karbondioksida, amonia. Semua gas-gas ii akan mengakiatkan tanah menjadi asam. Sementara gas amonia dan kekurangan oksigen akan mengakibatkan akar menjadi mati atau pun rusak sehingga tidak berfungsi menyerap vitamin atau mineral.
  • Penyerapan phospor dan kalium terhambat karena bahan-bahan organik tersebut masih mentah, maka kandungan phospor dan kalium dalam bentuk yang jadi.
  • Banyak jamur-jamur yang berbahaya seperti fuzarium, rizokutonia, pisium. Jamur-jamur ini akan mengakibatkan tanaman sakit atau lemah dengan demikian tanaman akan mudah diserang hama.
  • Permasalahan bau dan polusi air bawah tanah.