Sekilas tentang kedaulatan pangan

| 24 June 2013
Kedaulatan pangan adalah suatu hak sertiap bangsa dan setiap rakyat (baca; petani) untuk memiliki kemampuan guna memproduksi kebutuhan pokok pangan secara mandiri.
Kedaulatan pangan adalah merupakan prasyarat dari sebuah keamanan pangan (Food Security), maksudnya adalah suatu hal yang mustahil apabila keamanan pangan tercipta kalau kedaulatan pangan tidak dimiliki oleh rakyat. Oleh karena itu merupakan suatu keharusan bagi setiap bangsa dan rakyatnya untuk dapat mempunyai hak dalam menentukan makanan yang dipilihnya dan kebijakan pertanian (organik) yang dijalankannya, kapasitas produksi makanan lokal di tingkat lokal dan perdagangan di tingkat wilayah.

Dalam upaya menciptakan kedaulatan pangan menuju kepada keamanan pangan yang sejati, maka pemerintah haruslah melaksanakan kebijakan-kebijakan yang mempromosikan keberlanjutan, berlandaskan pada produksi pertanian keluarga, menggantikan peran industri yang berorientasi pertanian ekspor. Dengan demikian, kedaulatan pangan  berarti menyangkut hal-hal sebagai berikut:

A.  Kebijakan pasar


  • Melindungi pasar dalam negeri dari serangan harga impor murah.
  • Mengatur produksi untuk kebutuhan pasar dalam negeri untuk mengatasi surplus
  • Menghentikan subsidi bagi usaha pertanian yang tidak berkelanjutan (organik) dan ketidakadilan bagi penyewa dan buruh tani, dan mendukung usaha-usaha dilaksanakannya pembaruan agraria, dan pertanian berkelnjutan 
  • Menghentikan dukungan-dukungan pada usaha pertanian yang secara langsung atau tidak langsung untuk keperluan ekspor

B.  Jaminan Pangan, Kualitas dan Lingkungan Hidup


  • Mengontrol penyebaran hama dan penyakit untuk menjamin pangan
  • Menjalin kualitas pangan yang diinginkan oleh rakyat
  • Menciptakan mekanisme di tingkat nasional untuk menjamin kualitas lingkungan hidup, sosial dan kesehatan

C.  Akses terhadap Sumber-Sumber Agraria


  • Meningkatkan keadilan terhadap akses sumber-sumber agraria, tanah, air dan alat-alat produksi lainnya
  • Melindungi petani terhadap keanekaragaman dan kekayaan hayati yang mereka miliki dan kebebasan petani untuk melakukan tradisi saling tukar-menukar benih
  • Melarang pematenan makhluk hidup dan pematenan kekayaan intelektual
  • Merevitalisasi terhadap hukum-hukum adat masyarakat setempat untuk melindungi sumber-sumber agraria dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya

D.  Produksi dan Konsumsi


  • Membangun ekonomi pangan lokal berdasarkan pada proses produksi dan pemasaran pangan ditingkat lokal

E.  Keterbukaan pada Informasi dan Anti Trust Laws


  • Adanya informasi yang jelas dan terbuka tentang label atau sertifikasi, isi dan proses pembuatan pangan yang diperdagangkan
  • Adanya keterbukaan, akuntability bagi yang memproduksi makanan dan memperhatikan hak asasi manusia
  • Menciptakan adanya undang-undang atau peraturan anti monopoli dalam produksi pangan yang berjalan.

Persoalan pangan bagi bangsa Indonesia, dan juga bangsa lainnya di dunia ini adalah merupakan persoalan yang sangat mendasar, dan sangat menentukan nasib dari suatu bangsa, karena ketergantungan pangan dapat berarti terjadinya terbelenggunya kemerdekaan bangsa dan rakyat terhadap suatu kelompok, baik negara lain maupun keuatan-kekuatan ekonomi lainnya. Bagi bangsa Indonesia, ketergantungan pangan akan menyebabkan persoalan-persoalan mendasar sebagai berikut:

  • Bagi Indonesia yang memiliki jumlah penduduk yang relatif besar merupakan suatu persoalan yang sangat berbahaya menggantungkan produksi pangannya terhadap produksi pangan negara lain.
  • Bagi Indonesia yang memiliki kekayaan sumber-sumber agraria dan sebagai negara agraris merupakan suatu hal yang menunjukkan rendahnya peradaban (tak bermartabat) denga tetap mengimpor kebutuhan pokok pangannya dari luar negeri
  • Indonesia akan menjadi sasaran empuk dari negara-negara yang memproduksi pangan, alat-alat produksi pertanian dan produk rekayasa genetika.
  • Indonesia akan menjadi serbuan pasar impor dari praktek dan prinsip perdagangan bebas-WTO kalau Indonesia tidak melindungi pasar pangan dalam negeri

Persoalan tersebut harus dipecahkan, melalui kedaulatan pangan adalah jawabannya. Kedaulatan pangan ini harus di dukung dengan pembaruan agraria sejati. Tanah-tanah yang selama ini dikuasai dengan skala besar oleh perusahaan dan pemerintah harus segera didistribusikan kepada petani. Tanaman industri (perkebunan) untuk kebutuhan pasar ekspor harus dirubah orientasinya menjadi tanaman pangan untuk kebutuhan pangan dalam negeri. Dan yang tidak kalah pentingnya untuk mewujudkan kedaulatan pangan di Indonesia maka WTO harus keluar dari pertanian.

Tidak akan pernah terjadi kedaulatan pangan kalau tidak dilaksanakan pembaruan agraria. Dan tidak akan pernah ada pertanian organik dan pertanian berkelanjutan kalau petani tidak punya sumber-sumber agraria.

Produk Agroekologi, benih sayuran organik

| 28 May 2013

Pusat perbenihan SPI kembali merilis sejumlah benih sayuran organik. Benih ini dihasilkan dari seleksi jenis sayuran yang sering ditanam petani di daerah Bogor. Rencananya benih-benih ini diluncurkan dalam momen pameran agroekologis petani di Gedung Pencak Silat, TMII, Jakarta. Digelar pada tanggal 6-12 Juli 2013.

Cara membuat ramuan pengendali antraknosa

| 27 May 2013

Alat :

  • Timbangan
  • Sarung tangan
  • Gelas ukur
  • Pisau
  • Kertas label
  • Baki dan baskom
  • Saringan
  • Ember
  • Lesung dan alu
  • Botol atau jerigen sebagai  media penyimpanan

Bahan :

  • Daun Galinggang gajah 2 ½ ons
  • Daun Tembakau 2 ½ ons
  • Daun Thitonia 2 ½ ons 
  • Daun Lagundi 2 ½ ons
  • Garam 1 ons
  • Gambir 3 buah

Cara Pembuatan :

  • Daun galinggang, tembakau,thitonia,dan daun lagundi ditumbuk halus, kemudian dimasukan kedalam ember ditambahkan garam 1 ons dan air 1 liter lalu dibiarkan selama satu malam.
  • Daun yang sudah ditumbuk tadi lalu diperas sampai kering, kemudian ekstraknya disaring.
  • Tiga buah gambir dicairkan dengan 1 gelas air panas
  • Kedua bahan tersebut digabungkan dan dikocok supaya merata.
  • Cairkan lalu dimasukkan kedalam tangki/spayer isi 15 liter. Lalu dipenuhkan dengan air biasa, kemudian dikocok lagi sampai merata dan siap untuk disemprotkan.

Aplikasi :

  • Ramuan nabati ini sebaiknya disemprotkan semenjak cabe mulai turun buah. Disemprotkan 1 kali dalam 1 minggu diiringi dengan pengamatan mingguan. Apabila ada buah cabe yang terserang antraknosa kita ambil lalu dibuang keluar lahan.
  • Penyemprotan dilakukan pada pagi atau sore hari, air semprotan berbentuk kabut dan menyemprot harus dari bawah menghadap keatas, sehingga air menempel pada buah cabe. Apabila musim hujan, garam bias ditambahkan sampai 2 ½ ons per tangki.

Indikasi : Ramuan ini bisa mengendalikan serangan antraknosa sampai 80 %. Bisa menghentikan serangan pada buah cabe yang telah terserang sampai ¾ % bahagian buah cabe. Ramuan ini bisa dipakai selagi aromanya masih khas, apabila aromanya sudah berubah maka kemampuannya pun sudah menurun. Sebaiknya dibuat setiap kali kita akan memakai.

Cara membuat ramuan inggu untuk mengusir serangga penghisap, kepik dan kutu-kutuan

| 26 May 2013

Alat :

  • Timbangan
  • Sarung tangan
  • Gelas ukur
  • Pisau
  • Kertas label
  • Baki dan baskom
  • Saringan
  • Ember
  • lesung dan alu
  • Botol atau jerigen sebagai media penyimpanan

Bahan :

  • Daun Inggu 1 ½  kg
  • Bunga Tahi Ayam 1 ½  kg
  • Gambir ½ ons
  • Air kelapa 3 liter
  • Air panas ½ liter

Cara Pembuatan :

  • Daun Inggu dan bunga tahi ayam ditumbuk satu per satu
  • Bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam air kelapa
  • Rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya, kemudian ekstrak tersebut disaring dan hasil saringan ini ditambah dengan gambir yang sudah diencerkan dengan air panas, sebelum gambir dicampurkan dengan ekstrak, disaring terlebih dahulu.
  • Kemudian disimpan dalam botol/jerigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan.

Cara Penggunaan :

  • 1 Liter cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan ke dalam tangki penyemprot.
  • Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman.
  • Aplikasi pada  tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu sampai dengan populasi larva atau kutu-kutu  tidak membahayakan lagi.


Cara membuat ramuan pengendalian penyakit yang disebabkan bakteri

| 25 May 2013

Alat :

  • Timbangan
  • Sarung tangan
  • Gelas ukur
  • Pisau
  • Kertas label
  • Baki dan baskom
  • Saringan
  • Ember
  • lesung dan alu
  • Botol atau jerigen sebagai media penyimpanan

Bahan :

  • Daun sirih ½ ikat
  • Kunyit 2 ons
  • Bawang putih 3 ons
  • Ekstrak thitonia 3 liter

Cara Pembuatan :

  • Semua bahan ditumbuk satu per satu 
  • Bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dan diaduk di dalam ekstrak thitonia
  • Rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya, kemudian ekstrak tersebut disaring.
  • Kemudian disimpan dalam botol/jerigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan.

Cara Penggunaan :

  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot.
  • Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
  • Aplikasi pada  tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu dengan jumlah koloni bakteri  tidak membahayakan lagi.


Cara membuat ramuan pengendalian penyakit cendawan dan jamur

| 24 May 2013

Alat :

  • Timbangan
  • Sarung tangan
  • Gelas ukur
  • Pisau
  • Kertas label
  • Baki dan baskom
  • Saringan
  • Ember
  • Lesung dan alu
  • Botol atau jerigen sebagai media penyimpanan

Bahan :

  • Daun galinggang gajah 5 ons
  • Lengkuas 3 ons
  • Jahe 3 ons
  • Ekstrak Thitonia 3 liter
  • Bawang putih 3 ons

Cara Pembuatan :

  • Daun galinggang gajah ditumbuk halus
  • Jahe dan lengkuas diparut halus
  • Ketiga bahan tersebut dimasukkan kedalam ekstrak thitonia selanjutnya diperas dan disaring.
  • Kemudian disimpan dalam botol/jerigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan.

Cara Penggunaan :

  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot.
  • Penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
  • Aplikasi pada  tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu dengan populasi Cendawan / jamur tidak membahayakan lagi.


Cara membuat ramuan pengendalian ulat pemakan daun

| 23 May 2013

Alat : 

  • Timbangan
  • Sarung tangan
  • Gelas ukur
  • Pisau
  • Kertas label
  • Baki dan baskom
  • Saringan
  • Ember
  • Lesung dan alu
  • Botol atau jerigen sebagai media penyimpanan

Bahan :

  • Air kelapa 2 liter
  • Ragi tape 1 butir
  • Bawang putih 4 ons
  • Deterjen/sabun colek ½ ons
  • Kapur bangunan 4 ons

Cara Pembuatan :

  • Deterjen atau sabun colek dilarutkan kedalam air kelapa
  • Bawang putih ditumbuk sampai halus
  • Bawang putih, ragi tape dan kapur bangunan dimasukkan kedalam larutan air kelapa dan kemudian disaring.
  • Hasil saringan kemudian dipermentasekan selama 20 hari
  • Kemudian disimpan dalam botol/jerigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan.

Cara Penggunaan :

  • 500 cc cairan ramuan diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot.
  • penyemprotan pada tanaman dilakukan pada seluruh bagian tanaman
  • aplikasi pada  tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu dengan populasi larva atau ulat tidak membahayakan lagi.


Cara membuat ramuan pengendalian kepik dan kutu

| 22 May 2013

Alat :

  • Timbangan
  • Sarung tangan
  • Gelas ukur
  • Pisau
  • Kertas label
  • Baki dan baskom
  • Saringan
  • Ember
  • Lesung dan alu
  • Botol atau jerigen sebagai media penyimpanan

Bahan :

  • Daun Surian 1 kg
  • Daun tembakau 1 kg
  • Daun lagundi 1 kg
  • Daun thitonia 1 kg
  • Air kelapa 2 liter
  • Gambir ½ ons
  • Garam 2 ons
  • Air panas ½ liter

Cara Pembuatan :

  • Daun tembakau, daun surian, daun lagundi, dan daun thitonia ditumbuk satu per satu.
  • Bahan-bahan yang sudah ditumbuk direndam dalam air kelapa.
  • Rendaman bahan diperas dan diambil ekstraknya, kemudian ekstrak tersebut disaring dan hasil saringan ini ditambah dengan garam 1 ons.
  • Kemudian tambahkan dengan gambir yang sudah dihancurkan dengan air panas sebanyak ½ liter, sebelum gambir dicampurkan dengan ekstrak, disaring terlebih dahulu.
  • Kemudian disimpan dalam botol/jerigen dan diberi label yang berisi keterangan tentang ramuan dan tanggal pembuatan.

Cara Penggunaan :

  • 500 cc cairan ramuan ditambah dengan garam sebanyak 1 ons lalu diencerkan dengan air sebanyak 10 liter, diaduk dan kemudian dimasukkan kedalam tangki penyemprot.
  • Penyemprotan pada tanaman dilakukan terutama pada pucuk, kemudian bagian atas dan bawah daun.
  • Aplikasi pada  tanaman dilakukan sebanyak 2 kali dalam seminggu sampai dengan populasi larva atau kutu tidak membahayakan lagi.

Cara membuat larutan nabati dari sirsak


Bahan :
Biji dan daun sirsak : 250 gr
Mikroba : 50 cc
Molase : 50 cc
Air : 1 lt

Kandungan aktif: buah yang mentah, biji, daun dan akarnya mengandung senyawa kimia

Fungsi: Sebagai insektisida, larvasida, repellent (penolak serangga), dan antifeedant (penghambat makan) dengan cara kerja racun kontak dan racun perut

Cara pembuatan:

  1. Bahan-bahan tanaman/rempah dicincang halus, dimasukkan dalam wadah/drum plastik besar
  2. Campurkan kultur campuran mikroba dan molase
  3. Tutup drum rapat-rapat dan simpan ke dalam ruangan yang hangat (20-35 derajat celcius) dan tidak terkena sinar matahari langsung.
  4. Aduk secara teratur dengan cara menggoyang-goyangkan ember dan tutup drum dibuka sebentar untuk membebaskan gas
  5. Fermentasi akan mulai dan gas akan dibebaskan dalam 2-5 hari
  6. Masukkan ekstrak yang dihasilkan ke dalam botol plastik setelah disaring

Penggunaan Ekstrak

  1. Disiramkan ke tanah atau tanaman secara merata dalam bentuk larutan dengan dosis 5-10 cc/Lt air
  2. Penyemprotan dilakukan setelah pertumbuhan tunas, secara kontinyu sebelum hama/penyakit muncul
  3. Penyemprotan dilakukan sore atau pagi hari, di waktu angin tidak bertiup kencang atau setelah hujan
  4. Gunakan ekstrak secara teratur 

Sekilas tentang pengantar budidaya ikan

| 20 May 2013

A. Apa itu ikan ?
Ikan adalah anggota vertebrata poikilotermik (berdarah dingin)  yang hidup di air dan bernapas dengan insang. Ikan merupakan kelompok vertebrata yang paling beraneka ragam dengan jumlah spesies lebih dari 27,000 di seluruh dunia.

Indonesia dikenal memiliki kekayaan sumber daya perikanan yang cukup besar, terutama dalam perbendaharaan jenis-jenis ikan. Diperkirakan sekitar 16 % spesies ikan yang ada di dunia hidup di perairan Indonesia. Menurut data, total jumlah jenis ikan yang terdapat di perairn indonesia mencapai 7.000 jenis spesies. Hampir sekitar 2.000 spesies diantaranya merupakan jenis ikan air tawar. Ikan air tawar merupakan jenis ikan yang hidup dan menghuni perairan darat ( inland water ) yaitu perairan dengan kadar garam ( salinitas ) kurang dari 5 per mil ( 0-5 %).

B. Susunan Tubuh Ikan
Ikan air tawar memiliki karakter yang berbeda-beda tergantung pada jenis ikannya, namun ikan air tawar pada umumnya memiliki ciri-ciri yang sama yakni kulit banyak mengandung kelenjar lendir, tertutup oleh sisik, sirip dan ekor berbentuk simetris, pembuahannya terjadi di luar tubuh dan insangnya ditutupi oleh tutup insang

Tubuh ikan air tawar dapat dibedakan menjadi 3 yaitu kepala, badan dan ekor. Pada kepala terdapat alat-alat seperti :sepasang mata, sepasang cekung hidung yang tidak berhubungan dengan rongga mulut, celah celah insang, sepasang tutup insang, alat pendengar dan keseimbangan yang tidak tampak dari luar. Di dalam cekung ikan tawar, terdapat kumpulan saraf yang peka terhadap rangsangan bau. Selain itu, pada ikan terdapat kulit luar, gurat sisi, 3 lubang keluar serta anggota gerak bebas yang berupa sirip. Kelenjar lendir yang banyak terdapat pada kulit yang tipis dan transparan berguna untuk melicinkan tunuh ikan dan memudahkan gerak dalam air

Sistem pencernaan ikan air tawar secara umum terdiri atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Bagian-bagian saluran pencernaan berturut-turut dari mulut hingga ke anus adalah sebagai berikut :

Rongga mulut : di dalam rongga mulut terdapat :
  • Lidah yang melekat pada dasar mulut dan tidak dapat digerakan
  • Kelenjar- kelenjar lendir, tapi tidak terdapat kelenjar ludah
  • Rahang dengan gigi-gigi kecil berbentuk kerucut

Farinks yaitu pangkal tenggorokan yang tempatnya di daerah yang sesuai dengan tempat insang

Kerongkongan yakni kelanjutan farinks yang terdapat di belakang insang

Lambung yakni kelanjutan kerongkongan yang merupakan pembesaran dari usus. Jenis jenis ikan tertentu memiliki usus-usus buntu yang terletak pada batas antara lambung dan usus. Usus-usus buntu ini berfungsi sebagai alat untuk memperluas permukaan dinding lambung sehingga pencernaan dan penyerapan zat-zat makanan dapat berlangsung lebih sempurna. Ususnya panjang dan berliku-liku

Pada saluran makanan terdapat beberapa kelenjar pencernaan antara lain :
  1. Hati : terletak di bagian muka rongga badan dan meluas mengelilingi usus. Warnanya merah kecoklatan. Hati berfungsi sebagai penghasil empedu yang disimpan di kandung empedu. Kandung empedu tampak kehijauan
  2. Pankreas : terletak diantara lambung dan usus. Pankreas menghasilkan enzim-enzim pencernaan. Alat pencernaan ini terletak di dalam rongga tubuh yang dibatasi oleh selaput dinding rongga tubuh
  3. Jantung : terletak di dalam rongga tubuh yang dibatasi dekat daerah insang dan dibungkus oleh selaput

Di samping alat-alat yang terdapat dalam rongga peritonium dan perikardium terdapat juga alat tubuh yang terletak di luar selaput peritonium dan perikardium yaitu gelembung renang, ginjal dan alat reproduksi. Dinding gelembung renang dari luar ke dalam terdiri atas selaput yang serupa, jaringan ikat elastis, otot polos dan otot seran lintang dan epitil pipih.

Pada sirip ikan terdapat rangka yang terdiri atas jaringan tulang atau tulang rawan yang disebut jari-jari sirip. Jari-jari sirip ada yang bercabang-cabang dan ada yang tidak tergantung pada jenis ikan. Pada sirip-sirip ikan terdapat otot-otot khusus. Sirip-sirip tersebut bertindak sebagai kemudi dan pemantap keseimbangan tubuh ikan pada waktu berenang.

Sistem pernafasan ikan pada umumnya berupa insang. Insang ikan yang mempunyai tutup insang, tetapi ada pula yang tidak memiliki tututp insang. Di dalam lembaran insang banyak mengandung pembuluh-pembuluh kapiler sebagai cabang dari arteri insang. Pembuluh-pembuluh kapiler pada lembaran-lembaran insang tersebut akan memudahkan pertukaran gas antara darah dan air.
                         
Insang membentuk baris-baris yang saling berhubungan pada lenkung insangnya. Umumnya, jumlah insang pada tiap sisi adalah 5 – 7 baris. Baris insang yang satu dan lainnya dipisahkan oleh celah insang. Cara pernafasan ikan yang insangnya memiliki tutup insang berbeda dengan ikan yang insangnya tidak memiliki tutup insang. Namun ikan air tawar yang dibudidayakan umumnya mempunyai tutup insang.